Wednesday, November 19, 2008

Mampukah Kita menjadi lelaki seperti itu...?

Based on True Story..

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja
bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi
dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka
menikah sudah lebih 32 tahun

Mereka dikarunia 4 orang anak ....disinilah awal cobaan menerpa,
setelah istrinya melahirkan anak ke empat .....
tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan & itu terjadi selama 2 tahun.

Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang
lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur.
Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum,
untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya ,
sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.
sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian ,
dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang ( tidak bisa menanggapi ) , pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun,
Dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka,
sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya.
( karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 ) .

Dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat,
yang dia inginkan hanya satu : semua anaknya berhasil.


Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata :

" Pak kami ingin sekali merawat ibu .......

Semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu & tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" .

dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya .....

" Sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi,
kami rasa ibupun akan mengijinkannya,

kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini ...
kami sudah tidak tega melihat bapak . . .
kami janji kami akan merawat ibu bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.

" Anak2ku..... jikalau hidup didunia ini hanya untuk nafsu....
Mungkin bapak akan menikah....

tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku.... itu sudah lebih dari cukup,
dia telah melahirkan kalian"......

sejenak kerongkongannya tercekat . . . . . . .
kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta
yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun.

Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini ?

Kalian menginginkan bapak bahagia ....
Apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang ?

Kalian menginginkan bapak yg masih diberi Allah kesehatan dirawat oleh orang lain .......
bagaimana dengan ibumu yg masih sakit ?

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak Suyatno . . . .
merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno . . . .

Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu . . .


Sampailah akhirnya pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber acara islami Selepas shubuh dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak suyatno . . .

Kenapa bapak mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istri yg sudah tidak bisa apa2.. ?

Disaat itulah meledak tangis beliau . . .
Dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru . .

Disitulah pak suyatno bercerita . . . .

Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta
tapi dia tidak mencintai karena Allah
maka semuanya akan luntur . . . .

Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya ....
Sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya . . .
Mencintai saya dengan hati dan bathinnya
bukan dengan mata . . .
dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2 . .

Sekarang dia sakit berkorban untuk saya karena Allah . . .
Dan itu merupakan ujian bagi saya .

Sehat pun belum tentu saya mencari penggantinya . . . apalagi dia sakit . . .
Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya curhat kepada Allah diatas sajadah . . .

Dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya
untuk mendengar rahasia saya . . . .

Kerana Dia Manusia Biasa..

Assalamualaikum. .. Semoga bermanfaat.. .... baik utk yang melamar
ataupun yg dilamar, ataupun bagi yang sudah berumah tangga......

Renungan buat yang sedang mencari pasangan hidup ataupun yang sedang
mengemudi bahtera rumah tangga.. Mengapa? Kerana Dia Manusia Biasa
......

Kerana Dia Manusia Biasa ...

Setiap kali ada sahabat yang ingin menikah, saya selalu mengajukan
pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suami/isterimu?
Jawabannya ada bermacam-macam. Bermula dengan jawaban kerana Allah
hinggalah jawaban duniawi.

Tapi ada satu jawaban yang sangat menyentuh di hati saya. Hingga saat
ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban dari salah
seorang

teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib.

Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Kemudian membuat keputusan menikah.
Persiapan pernikahan mereka hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja.
Kalau dia seorang akhwat, saya tidak hairan. Proses pernikahan seperti
ini selalu dilakukan. Dia bukanlah akhwat, sebagaimana saya. Satu hal
yang pasti, dia jenis wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih
suami.

Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sukar untuk membuka hati.
Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menganggapnya serius.
Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya
menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tarikh pernikahannya.

Serta meminta saya untuk memohon cuti, agar dapat menemaninya semasa
majlis pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Sebenarnya..
. ..!!!

Saya ingin tau, kenapa dia begitu mudah menerima lelaki itu. Ada apakah
gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia boleh memutuskan
untuk bernikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk ketika itu
(benar-benar sibuk).

Saya tidak dapat membantunya mempersiapkan keperluan pernikahan.
Beberapa kali dia menelefon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa
perkara.

Beberapa kali saya telefon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan
pernikahannya. That's all......Kami tenggelam dalam kesibukan
masing-masing.

Saya menggambil cuti 2 hari sebelum pernikahannya. Selama cuti itu saya
memutuskan untuk menginap dirumahnya.

Pukul 11 malam sehari sebelum pernikahannya, baru kami dapat berbual
-hanya- berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh
membelenggu kami. Pada awalnya kami ingin berbual tentang banyak hal.

Akhirnya, dapat juga kami berbual berdua. Ada banyak hal yang ingin saya

tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak perkara kepada saya. Beberapa
kali Mamanya mengetok pintu, meminta kami tidur.

"Aku tak boleh tidur." Dia memandang saya dengan wajah bersahaja. Saya
faham keadaanya ketika ini.

"Matikan saja lampunya, biar disangka kita dah tidur."

"Ya.. ya." Dia mematikan lampu neon bilik dan menggantinya dengan lampu
yang samar. Kami meneruskan perbualan secara berbisik-bisik.

Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kami lakukan. Kami berbual banyak

perkara, tentang masa lalu dan impian-impian kami. Wajah keriangannya
Nampak jelas dalam kesamaran. Memunculkan aura cinta yang menerangi
bilik ketika itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang
selama ini saya pendamkan.

"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari
baringnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Perlahan dia membuka laci
meja

hiasnya. Dengan bantuan lampu LCD HP dia mengais lembaran kertas
didalamnya.

Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan sekeping envelop
kepada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Envelop putih panjang
dengan cop surat syarikat tempat calon suaminya bekerja. Apa ni. Saya
melihatnya tanpa mengerti. Eeh..., dia malah ketawa geli hati.

"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas putih bersaiz A4,
saya melihat warnanya putih. Hehehehehehe. .........

"Teruknya dia ni." Saya menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan
senyum. Sementara dia cuma ketawa melihat ekspresi saya. Saya mula
membacanya.Saya membaca satu kalimat diatas, dibarisan paling atas. Dan
sampai saat inipun saya masih hafal dengan kata-katanya. Begini isi
surat itu........

************ ********* ********* ********* ********* ********* *********

Kepada Yth ........


Calon isteri saya, calon ibu anak-anak saya, calon menantu Ibu saya dan
calon kakak buat adik-adik saya

Assalamu'alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini
hingga akhir. Baru kemudian silakan dibuang atau dibakar, tapi saya
mohon, bacalah dulu sampai selesai.

Saya, yang bernama ............ ... menginginkan anda ............
........

untuk menjadi isteri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia
biasa. Buat masa ini saya mempunyai pekerjaan.

Tetapi saya tidak tahu apakah kemudiannya saya akan tetap bekerja. Tapi
yang pasti saya akan berusaha mendapatkan rezeki untuk mencukupi
keperluan isteri dan anak-anakku kelak.

Saya memang masih menyewa rumah. Dan saya tidak tahu apakah kemudiannya
akan terus menyewa selamannya. Yang pasti, saya akan tetap berusaha agar
isteri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.

Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi

kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia
biasa.. Cinta saya juga biasa saja.

Oleh kerana itu. Saya menginginkan anda supaya membantu saya memupuk dan
merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa.

Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Kerana
saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat
te naga menjadi suami dan ayah yang baik.

Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya
memilih anda. Saya sudah sholat istiqarah berkali-kali, dan saya semakin
mantap memilih anda.

Yang saya tahu, Saya memilih anda kerana Allah. Dan yang pasti, saya
menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya
tidak

berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi
lebih baik dari sekarang ini.

Saya memohon anda sholat istiqarah dulu sebelum memberi jawaban pada
saya. Saya beri masa minima 1 minggu, maksima 1 bulan. Semoga Allah
ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb

************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali
ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah.

Sederhana, jujur dan realistik. Tanpa janji-janji yang melambung dan
kata yang berbunga-bunga. Surat cinta biasa.

Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum
tertahan.

"Kenapa kamu memilih dia......?"

"Kerana dia manusia biasa....... . " Dia menjawab mantap. "Dia sedar
bahawa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya.

Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan
apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kami
kemudian hari. Entah kenapa, justru itu memberikan kesenangan tersendiri
buat aku.."

"Maksudnya?"

"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih
ada. betuI tak? Paling tidak.... Aku tau bahawa dia tidak akan frust
kalau suatu masa nanti kami jadi miskin.

"Ssttt...... ." Saya menutup mulutnya. Khuatir kalu ada yang tau kami
belum tidur. Terdiam kami memasang telinga.

Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kami saling
berpandangan lalu gelak sambil menutup mulut masing-masing.

"Udah tidur. Besok kamu mengantuk, aku pula yang dimarahi Mama." Kami
kembali berbaring. Tapi mata ini tidak boleh pejam. Percakapan kami tadi
masih terngiang terus ditelinga saya.

"Gik.....?"

"Tidur...... Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin
dia tidur, agar dia kelihatan cantik besok pagi. Rasa mengantuk saya
telah hilang, rasanya tidak akan tidur semalaman ini.

Satu lagi pelajaran dari pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika
manusia sedar dengan kemanusiannya. Sedar bahawa ada hal lain yang
mengatur

segala kehidupannya. Begitu juga dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh
sudah terpahat sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun
yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak.

Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tetapi
sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan
mengabaikan harta, tahta dan 'nama'.

Status diri yang selama ini melekat dan dibanggakan (aku anak orang
ini/itu), ditanggalkan.

Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan
yang utama. Pernikahan hanya dilandasi kerana Allah semata. Diniatkan
untuk

ibadah. Menyerahkan segalanya pada Allah yang membuat senarionya.

Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap HambaNYA. Hanya Allah
yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan
sebuah pernikahan.

Kita hanya boleh memohon keridhoan Allah. MemintaNYA mengurniakan
barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga
ketenangan dan kemantapan untuk menikah. Jadi, bagaimana dengan cinta?

Ibu saya pernah berkata, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi
hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya.

Agar cinta itu dapat bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam
pernikahan yang suci. Cinta tumbuh kerana suami/isteri (belahan jiwa).

Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha
menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.

Wallahu 'alam

Adakah CINTA itu memerlukan sebab?

Suami : Betul! Abang tak tahu sebabnya tetapi abang boleh buktikan bahawa
abang memang cintakan Sayang!


Isteri : Tak boleh beri bukti! Tidak! Saya hendak abang terangkan kepada
saya sebabnya. Kawan-kawan saya yang lain yang mempunyai suami dan teman
lelaki, semuanya tahu menerangkan mengapa mereka mencintai. Dalam bentuk
puisi dan syair lagi. Namun begitu abang tidak boleh terangkan sebabnya


Si suami menarik nafas panjang dan dia berkata
"Baiklah! Abang mencintai Sayang sebab sayang cantik, mempunyai suara yang
merdu, penyayang dan mengingati abang selalu. Abang juga sukakan senyuman manis
dan setiap tapak Sayang melangkah, di situlah cinta Abang bersama Sayang!"


Si isteri tersenyum dan berpuas hati dengan penerangan suaminya tadi.
Namun begitu selang beberapa hari si isteri mengalami kemalangan dan koma.


Si suami amat bersedih dan menulis sepucuk surat kepada isterinya yang
disayangi. Surat itu diletakkan di sebelah katil isterinya di hospital.
Surat tersebut berbunyi begini :


"Sayang!Jika disebabkan suara aku mencintai mu... sekarang bolehkah
engkau bersuara? Tidak! Oleh itu aku tidak boleh mencintai mu. Jika disebabkan
kasih sayang dan ingatan aku mencintai mu...sekarang bolehkah engkau
menunjukkannya? Tidak! Oleh itu aku tidak boleh mencintai mu.Jika
disebabkan senyuman aku mencintai mu... sekarang bolehkah engkau
tersenyum? Tidak! Oleh itu aku tidak boleh mencintai mu.Jika disebabkan
setiap langkah aku mencintai mu.... sekarang bolehkah engkau melangkah?
Tidak! Oleh itu aku tidak boleh mencintai mu. Jika cinta memerlukan
sebabnya, seperti sekarang. Aku tidak mempunyai sebab mencintai mu lagi.
Adakah cinta memerlukan sebab? Tidak! Aku masih mencintai mu dulu, kini,
selamanya dan cinta tidak perlu ada sebab. Kadangkala perkara tercantik
dan terbaik di dunia tidak boleh dilihat, dipegang. Namun begitu... ia
boleh dirasai dalam hati."

Wanita cantik suka Menangis


Wanita Cantik yg suka Menangis...

Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada
ibunya 'Mengapa engkau menangis?'

'Kerana aku seorang wanita', kata sang ibu kepadanya.

'Aku tidak mengerti', kata anak itu.

Ibunya hanya memeluknya dan berkata, 'Dan kau tak akan pernah mengerti'

Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, 'Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?'

'Semua wanita menangis tanpa alasan', hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.

Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita menangis.

Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya,
'Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?'


Allah berfirman:

'Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia
diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan'

'Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya '

'Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan
tanpa mengeluh '

'Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya ' >'Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya '

'Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu'

'Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk dititiskan.
Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan
bilapun ia perlukan.'


'Kau tahu:

Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian
yang dikenakannya,susuk yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya.'
'Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, kerana itulah pintu hatinya

' tempat dimana cinta itu ada.'

Cinta Itu Ibarat Bas..?

Tahu tak, cinta sebenarnya sama seperti seseorang yg menunggu bas. Bila bas tu datang, awak nengok bas tu dan awak kata pada diri awak,

"Eee... penuhnya... tak de tempat duduk."

Jadik, awak katakan pada diri awak,

"Saya akan tunggu bas yg lain. "

Awak pun biarkan bas tu berlalu dan awak tunggu pulak bas yg lain. Kemudian, datang pulak bas yg kedua.Awak nengok bas tu dan awak akan cakap,

"Eee... bas ni buruk sgt... mesti tak selesa. Dan mungkin bas ni akan rosak kat tengah jalan. "

Jadi, awak pun biarkan bas buruk tu berlalu dan awak
bercadang untuk tunggu bas yang seterusnya. Setelah
beberapa ketika, datang lagi sebuah bas. Bas yg datang tu kosong, tak penuh dan tak seburuk bas yg tadi tapi kali ni awak kata,

"Emmm.... takde air-cond... cuaca pulak panas. Lebih baik saya tunggu bas yg lain."

Dan sekali lagi awak biarkan bas tu berlalu dan awak bercadang utk menanti bas yg seterusnya. Tiba-tiba awan mula gelap, cuaca semakin mendung dan
baru awak perasan yg awak pula dah terlambat rupanya. Awak mula panik dan terus naik bas yg datang ketika itu, walaupun bas itu tak sebegitu sempurna. Dan kemudian barulah awak sedar bahawa... awak dah naik bas yg salah. J adi, selama ni awak dah membazir banyak masa dan wang untuk menunggu apa yg awak nak. Walaupun yg datang
tu adalah bas yang berair-cond, adakah awak dpt pastikan bahawa bas tu tak akan rosak di tengah jalan atau mungkin bas tu tak terlalu sejuk untuk awak? Jadik, (terutamanya golongan perempuan) lelaki pun samalah mengingini apa yg awak idamkan tu memang tak salah. Tapi, tak salah juga kalau anda sanggup memberi satu peluang pada orang lain, kan? Sekiranya awak dapati "bas" itu tak sesuai dengan awak, apa yg perlu awak lakukan hanya tekan loceng dan turun daripada bas tu. Tapi... saya pasti awak semua tentu ada pengalaman yg macam ni. Awak nampak sebuah bas datang (tentulah bas yg awak nanti-nanti kan), awak tahan bas tu >>tapi pemandu bas tu pulak buat tak faham dan pura-pura buat tak nampak awak dan terus berlalu tinggalkan awak! Hahahaha.... Bila ada bas yang lalu melintasi saya macam tu, apa yang saya lakukan ialah BERJALAN!

Bodoh sebenarnya untuk mengejar bas tu sebab setiap kali, awak akan terjatuh dan menyakiti diri awak sendiri. Jadi, bercinta tu adalah ibarat menunggu bas, sama ada awak nak naik dan beri peluang pada bas tu... semuanya terpulang pada diri awak. Dan bila awak berjalan, awak sebenarnya cuba melarikan diri daripada cinta!